Tampilkan postingan dengan label Ternak Sapi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ternak Sapi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Oktober 2019

Panduan lengkap dan metode penggemukan sapi potong


Pembibitan SAPI POTONG
USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG MASIH TERBUKA LEBAR 
a.Indonesia Kaya Potensi yang Belum Tergali 
b.Bagaimana Indonesia Memenuhi Kebutuhan Konsumsi Daging Susu dan daging sapi belum sepenuhnya bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri 
c.Kondisi Peternakan Sapi Potong di Indonesia 
- Produktivitas Rendah 
- Populasi Rendah 
- Pasokan Sapi Bakalan Tidak Stabil 
- Pasokan Pakan Ternak Belum Mencukupi 
- Pengetahuan ttg Teknologi Peternakan Masih Rendah 
- Perkawiinan tidak terkontrol 
d. Harapan Indonesia pada Masa Datang 
- Dengan mengubah cara atau tindakan kita yaitu memanfaatkan apa yang sudah diberikan untuk kemakmuran Bangsa.

PEMILIHAN LOKASI
Kondisi Agroklimat 
Kondisi lingkungan yang ideal yang dibutuhkan sapi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal berdasarkan potensi genetisnya adalah sbb :
a.Suhu Lingkungan
Ketika baru lahir, sapi potong membutuhkan suhu lingkungan yang lebih rendah dibanding sapi dewasa. Suhu lingkungan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi potong di Indonesia adalah 17 – 27°C.
b.Arah Angin
Angin merupakan salah satu faktor pembawa penyakit, apabila tdk diwaspadai upaya memperoleh keuntungan bisa berantakan akibat ulah penyakit yg dibawa angin. 
Bila arah angin dominan dari barat ke timur, kandang harus dibangun membujur dari utara ke selatan
Dinding kandang dibangun 20 – 30 cm lebih tinggi dari tinggi sapi yg dipelihara
c.Curah Hujan 
Curah hujan secara langsung berkaitan erat dengan ketersediaan air dan suhu udara. Idealnya lokasi peternakan sapi potong memiliki curah hujan 800 – 1.500 mm/th. 
d.Arah Sinar Matahari 
Sinar matahari mampu membunuh berbagai bibit penyakit yg berbahaya bagi kelangsungan hidup ternak. Sebaiknya arah sinar matahari pagi harus masuk secara sempurna ke dlm kandang. 
e.Kelembaban 
Kelembaban udara 60 – 80% merupakan kelembaban ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan ternak sapi potong 
f.Topografi 
Topografi merupakan pertimbangan penting dlm penentuan lokasi usaha peternakan karena secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pd suhu, curah hujan, kelembaban dan arah angin

KETERSEDIAAN AIR
  • Air adalah kebutuhan mutlak bagi sebuah usaha peternakan sapi potong untuk tumbuh dan berkembang, memandikan ternak, membersihkan kandang serta untuk menyirami tanaman pakan ternak.
  • Air bisa diperoleh dari sungai, sumur pompa, mata air dan menampung air ketika hujan. Keberadaan sumber air berpengaruh thd biaya produksi.
  • Sebelum digunakan sebaiknya air dari berbagai sumber dianalisis kandungan zat kimia utk menghindari keberadaan unsur2 yg berbahaya bagi ternak
  • Kebutuhan air tiap ternak beragam, dipengaruhi oleh faktor suhu lingkungan, jenis & bangsa ternak, kondisi pakan (kering/basah), sehingga diharapkan bisa memasok air dlm jml tidak terbatas.
KETERSEDIAAN TENAGA KERJA 
  • Sapi potong yg dikelola sbg usaha peternakan profit oriented harus dikelola oleh org2 atau tenaga kerja yg cukup kompeten. Untuk itu perlu dipertimbangkan penggunaan kombinasi tenaga kerja dari sekitar lokasi usaha peternakan maupun dari tempat asal yg jauh. 
  • Apabila tenaga kerja hanya bersumber dari dekat lokasi usaha dikhawatirkan terjadi konspirasi antar para pekerja, sebaliknya bila diambil dari lokasi yg berjauhan dikhawatirkan terjadi arus mudik pd wkt2 tertentu, misalnya lebaran atau tahun baru.
KETERSEDIAAN BAHAN PAKAN DAN SAPI BAKALAN 
  • Sumber bahan pakan sebaiknya tidak terlalu jauh dari lokasi usaha mengingat bahan pakan selalu dibutuhkan setiap hari. Bila utk pengadaan bahan pakan diperlukan biaya transportasi, dikhawatirkan keuntungan yg bisa diperoleh bisa habis utk biaya transport. 
  • Sapi bakalan yg berasal dari tempat yang terlalu jauh akan mengalami stres akibat perjlnan jauh, akibatnya sapi bakalan membutuhkan wkt yg lama utk beradaptasi kembali dg lingkungan baru. Biasanya proses adaptasi membutuhkan biaya cukup tinggi sehingga akan meningkatkan biaya produksi
INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI 
Transportasi merupakan faktor yg harus dipertimbangkan dg cermat krn erat kaitannya dengan kelancaran berbagai proses dlm sebuah usaha peternakan. Jalur transportasi yg lancar akan sangat menunjang perkembangan usaha. Karena itu berbagai alternatif jalur transportasi perlu dipertimbangkan untuk tujuan efisiensi dan efektivitas usaha peternakan. 

PASAR 
Satu-satunya kegiatan yg menghslkan dana adalah kegiatan pasar. Secara tradisional para peternak menjual sapi2nya dipasar2 terdekat. Usaha peternakan yg sudah berorientasi pasar, bisa saja hsl usaha peternakan dipasarkan dilokasi yg berjauhan dgn lokasi usaha, hal ini tetap didasarkan pd pertimbangan ekonomis.

PERKANDANGAN
FUNGSI KANDANG 
  1. Pelindung ternak dari gangguan cuaca seperti hujan, panas matahari, terpaan angin, maupun udara dingin. 
  2. Tempat beristirahat yg nyaman dan aman dari gangguan hewan pengganggu atau predator. 
  3. Sarana yg memudahkan penanganan ternak, terutama dlm pemberian pakan, minum, perawatan kesehatan dan kegiatan lain. 
  4. Penampung kotoran dan sisa2 pakan 
  5. Mengontrol ternak agar tidak merusak berbagai fasilitas yg tersebar diseluruh area peternakan
PERSYARATAN KANDANG 
  • Terbuat dari bahan2 berkualitas, tahan lama, tdk mudah rusak 
  • Untuk kandang koloni, luas kandang hrs sesuai dg jml sapi sehingga sapi bisa bergerak leluasa 
  • Biaya pembuatan tdk terlalu mahal 
  • Konstruksi lantai kandang dibuat dg kemiringan 5 – 10 ° sehingga tdk ada air yg menggenang. Bahan lantai kandang dibuat dari bhn yg tdk menyebabkan becek. 
  • Harus dibuat sistem sirkulasi udara yg memungkinkan lancarnya keluar masuk udara. 
  • Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat oleh pohon dan dinding kandang. 
  • Angin yg bertiup sebaiknya tdk menerpa ternak secara langsung 
  • Atap kandang dibuat dari bahan yg murah, awet, ringan dan mampu memberikan kehangatan pada malam hari.
TIPE KANDANG
A.KANDANG INDIVIDUAL 
- Diperuntukkan bagi 1 ekor sapi. 
- Ukuran disesuaikan dg ukuran sapi secara umum 
- Biasanya berukuran 2,5 x 1 m 
- Dibuat dg tujuan utk memacu pertumbuhan sapi agar lebih cepat krn di kandang ini sapi dibatasi ruang geraknya. 
- Sapi tdk mudah stres krn frekuensi kontak dg sapi lain sangat terbatas 
- Tdk terjadi perebutan pakan 
- Biaya relatif lebih mahal 

B.KANDANG KOLONI 
- Utk memelihara beberapa ekor sapi sekaligus 
- Pakan & minum diberikan secara kolektif 
- Kemungkinan mengalami stres lbh tinggi krn frekuensi kontak bdn secara langsung lebih tinggi 
- Biaya pembuatan kandang lebih rendah. 
- Kebutuhan luas kandang per ekor sapi agar bisa bergerak leluasa minimum 4 m² artinya jika sapi yg digemukkan berjumlah 20 ekor, luas kandang efektif minimum 80 m² 

PEMILIHAN SAPI BAKALAN
JENIS – JENIS SAPI POTONG 
Ada beberapa jenis sapi potong yg menyebar di Wilayah Indonesia, diantaranya ; Sapi Bali, Ongole, Peranakan Ongole, dan Sapi Madura. 

Perbandingan populasi sapi tsb di Indonesia adalah sbb: 
- Bali 2.632.125 ( 26,92% ) 
- Madura 1.131.375 ( 11,57% ) 
- Ongole 260.094 ( 2,66% ) 
- PO 773.165 ( 8,17% ) 
- Lainnya (impor) 4.979.830 ( 50.68% ) 

SAPI BALI 
Merupakan salah satu jenis sapi asli Indonesia yg mempunyai potensi besar utk dikembangkan. Pada wkt kecil sapi Bali berwarna sawo matang atau merah bata yg merupakan ciri utama sapi-sapi keturunan Bos Sondaicus. Pada sapi Bali betina, warna itu bertahan sampai dewasa sedang pd jantan warnanya akan berubah menjadi kehitaman ketika dewasa. 
Keunggulan sapi Bali memiliki tingkat kesuburan tinggi, type pekerja yg baik, efisien dlm memanfaatkan sumber pakan, persentase karkas tinggi, daging rendah lemak, daya adaptasi thd lingkungan tinggi. Populasi terbesar di Pulau Bali.

SAPI MADURA 
Penampilan secara umum tdk berbeda dg sapi Bali. Sapi Madura berwarna merah bata baik jantan maupun betina. Perbedaan yg signifikan antara sapi Bali dan sapi Madura terletak pada keberadaan punuk, sapi Bali tdk berpunuk. Populasi terbanyak terkonsentrasi di Pulau Madura. 

SAPI ONGOLE 
Sapi Ongole memiliki punuk, berwarna putih dan memiliki banyak lipatan kulit di bagian leher dan perutnya. 
Sapi ini keturunan Bos indicus dan berkembang bagus di Pulau Jawa.

SAPI PERANAKAN ONGOLE 
Sapi ini merupakan hasil persilangan sapi Ongole asal India dg sapi Madura secara grading up ( keturunan hsl perkawinan itu dikawinkan kembali dg sapi Ongole ). Sapi ini merupakan salah satu bangsa sapi yg banyak dipelihara peternak kecil di P. Jawa memiliki warna putih dan berpunuk. 

SAPI FRISIAN HOLSTEIN ( FH ) 
Di beberapa sentra sapi perah spt Pengalengan dan Boyolali juga dikembangkan usaha penggemukan sapi potong dg sapi bakalan berupa sapi FH jantan. Sapi2 jantan ini agar bisa menghslkan nilai jual yg tinggi, para peternak sapi perah melakukan penggemukan sapi FH jantan sbg sapi potong

SUMBER SAPI BAKALAN 
Dalam sebuah usaha peternakan, pemilihan sapi bakalan merupakan langkah penting yg sangat menentukan keberhasilan usaha. Pengadaan sapi bakalan bisa diperoleh dari 2 sumber yaitu : 
a.Sapi Bakalan Lokal 
b.Sapi Bakalan Impor

SAPI BAKALAN LOKAL 
Ada beberapa jenis sapi lokal yg besar potensinya dan dpt digunakan sbg sapi bakalan, yaitu : 
1.Sapi Bali 
2.Sapi Madura 
3.Sapi Peranakan Ongole 
  • Dengan berat awal sapi 200 – 300 kg ( umur 1-2 th ) 
  • Sapi Bali dan Madura dg pertambahan bobot badan 0,5 – 1,0 kg / hari 
  • Sapi PO dg pertambahan bobot badan 0,4 – 0,8 kg / hari 
  • Sebaiknya sapi yg digemukkan hanyalah sapi2 jantan
SAPI BAKALAN IMPOR 
  • Sapi impor yg didatangkan dari Australia atau Selandia Baru pd umumnya jenis Brahman Cross ( Peranakan American Brahman / PAB ) atau Australian Commercial Cross ( ACC ). 
  • Pertambahan berat badan hariannya cukup tinggi ( 0,8 – 1,2 kg/hari ) 
  • Berat awal 300 – 350 kg dg umur 1-2 tahun 
  • Biasanya diimpor dengan rentang umur dan berat badan yg hampir seragam dan dalam jumlah yg cukup besar sehingga peternak akan mengalami kesulitan utk membeli secara eceran 
MENENTUKAN UMUR SAPI BAKALAN 
Penentuan umur sapi bakalan merupakan langkah penting dlm penggemukan sapi potong. 
  • Setelah umur 2th tulang sapi potong relatif tdk mengalami perubahan lagi, yg dominan adalah pertumbuhan jaringan otot ( daging ) 
  • Jaringan otot mengalami percepatan saat sapi dilahirkan sampai dewasa kelamin ( umur 2 – 2,5 th ) merupakan periode emas pertumbuhan sapi potong. 
  • Sapi bakalan yg akan digemukkan idealnya berumur 1-2 th agar menguntungkan secara ekonomis krn bisa tumbuh dg cepat serta efisien dlm pemberian dan pemanfaatan pakan 
  • Setelah melewati batas pertumbuhan otot, sapi akan mengalami pertumbuhan jaringan lemak, kualitas daging menurun krn kadar kolesterol dlm daging sudah meningkat. 
  • Penentuan umur sapi dilakukan dg pendugaan melihat beberapa bagian tubuh, yaitu : Gigi, Tanduk.
GIGI
Penentuan umur dengan melihat pertumbuhan gigi relatif lebih akurat dibandingkan dg metode pengamatan lingkar tanduk. Untuk diketahui sapi memiliki 4 pasang gigi seri yg posisinya simetris 
  • 15 hari : gigi seri susu sdh tumbuh kecuali gigi seri luar 
  • 1 bulan : gigi seri susu sdh tumbuh semua 
  • 6 bulan : gigi seri susu dlm terasah sebagian 
  • 10-12 bln : gigi seri susu dlm terasah seluruhnya 
  • 16-18 bln : gigi seri susu luar terasah seluruhnya 
  • 1,5-2 th : gigi seri susu dlm sdh berganti dg gigi tetap 
  • 2,5 th : gigi seri susu tengah dlm sdh berganti gigi tetap 
  • 3 th : gigi seri susu tengah luar sdh berganti gigi tetap 
  • 3,5 th : gigi seri susu luar sdh berganti dg gigi tetap
TANDUK
Penentuan umur sapi yg dilakukan dg melihat pertumbuhan tanduk merupakan cara yg mudah krn tanduk berada di bagian luar tubuh sapi, yaitu keberadaan cincin atau lingkar tanduk. 
  • Pada umur 2 bln, bagian bakal tanduk terlihat semakin menonjol. 
  • Pada umur 5-6 bln, tanduk mulai muncul dan semakin memanjang seiring bertambahnya umur sapi. 
  • Metode penentuan umur dg melihat lingkar tanduk hanya bisa dilakukan pd sapi betina krn asumsinya adalah umur kebuntingan. Rumusnya sbb : 
Umur sapi = ( 2 + jumlah lingkar tanduk ) tahun

MENENTUKAN JENIS KELAMIN
  • UU No. 614 Tahun 1936 menyebutkan larangan penyembelihan hewan ( sapi ) betina produktif. 
  • Pengenalan jenis kelamin secara fisik biasanya dilakukan dengan mengamati organ tubuh bagian belakang sapi potong khususnya celah antara kedua paha belakang. 
  • Sapi jantan dengan 2 testis yg terbungkus scrotum dan terlihat jelas melalui celah antara dua paha belakang. 
  • Sementara sapi betina tdk memiliki testis, menjelang dewasa kelamin terlihat adanya perkembangan ambing.
MELIHAT PENAMPILAN FISIK SAPI BAKALAN
Untuk sapi bakalan sebaiknya pilih yg sehat yg ditandai dg ciri2 sbb : 
1.Bulu licin dan mengkilap 
2.Selaput lendir pd gusi dan mulut berwarna merah muda cerah dan lidahnya mudah digerakkan. 
3.Kulit mudah dilipat dan jika dilepaskan segera kembali ke bentuk semula 
4.Hidungnya tidak kotor, basah dan tidak panas 
5.Suhu tubuhnya berkisar 39 – 40°C 
6.Sapi tampak bergairah, aktivitas makannya cukup baik dan cepat bereaksi thd gangguan 
7.Bila sedang beristirahat kemudian diganggu, akan cepat bangkit sbg reaksi atas gangguan tsb Sapi yg sehat juga bisa diihat dari bentuk kotoran atau fesesnya. 
8.Kotorannya padat 

MENAKSIR BERAT BADAN SAPI BAKALAN
Cara terbaik dan paling akurat utk menentukan berat ternak adalah dengan menimbang. 
  • Lingkar Dada ( LD ) biasanya diukur dg melingkarkan meteran kain pd bagian dada sapi tepat di bagian belakang kaki depan 
  • Panjang Badan ( PB ) diukur dari bahu sampai pangkal ekor 
  • Rumus Schrool 
Berat Badan = ( LD + 22 )² 
                               100 

Rumus Modifikasi 
Berat Badan = PB + LD² 
                         10.840 

Pendugaan berat badan dg metode di atas memiliki angka bias sebesar 5 – 10% 

ANEKA METODE PENGGEMUKAN SAPI POTONG
Berbagai metode penggemukan yg telah dikembangkan di seluruh dunia pd dasarnya dikembangkan dari pengetahuan ttg sistem pencernaan ternak ruminansia termasuk sapi. 
  • Sapi mampu mengkonsumsi jenis pakan berkualitas rendah ( kadar serat kasarnya tinggi ) dan mengubahnya menjadi daging yg merupakan bahan pangan berprotein tinggi. 
  • Di Indonesia pemeliharaan sapi potong biasanya dilakukan secara tradisional, sapi hanya diberi pakan seadanya tanpa memperhatikan jml dan kandungan zat gizi dlm pakan. 
  • Peternak tdk memperhatikan kebutuhan pakan sapi utk pertumbuhan yg optimal, akibatnya pertumbuhan berat badan sapi yg dipelihara tdk optimal.
  • Biasanya sapi hanya diberi pakan berupa rumput lapangan atau jerami padi, sehingga sapi hanya mampu menghslkan pertambahan berat badan harian (PBBH) dibawah 0,3 kg 
  • Dlm pemeliharaan spt ini faktor lama pemeliharaan juga tdk menjadi pertimbangan utama, krn tujuan pemeliharaan sapi pada umumnya hanya sbg simpanan, sapi dijual ketika peternak membutuhkan uang dlm wkt cepat. 
  • Pada usaha peternakan sapi potong yg sdh memasuki skala semikomersial atau komersial, waktu pemeliharaan menjadi pertimbangan utama, krn berkaitan erat dg biaya yg hrs dikeluarkan. Agar wkt pemeliharaan relatif singkat, dicari alternatif metode pemberian pakan yg lebih efektif dan efisien.
PETERNAKAN SKALA SEMIKOMERSIAL 
  • Pada peternakan skala semikomersial tetap memberikan hijauan sbg pakan utama, tetapi ada tambahan pakan berupa konsentrat. 
  • Hijauan yg diberikanpun kualitas gizinya sdh cukup tinggi, spt rumput gajah atau benggala. 
  • Konsentrat yg diberikan bukanlah konsentrat yg sebenarnya, hanya berupa campuran ampas tahu dan dedak padi. Kedua bahan pakan tsb harganya relatif murah. 
  • Dengan pemberian bahan pakan tsb, pertumbuhan sapi diharapkan bisa dipacu lebih cepat dan wkt pemeliharaan bisa dipersingkat. 
PETERNAKAN SKALA KOMERSIAL 
  • Pada peternakan sapi potong skala komersial, pakan hijauan justru diberikan dlm jml terbatas, artinya pakan utamanya adalah konsentrat dengan kadar protein kasar sebesar 15 – 16% 
  • Rasio pakan hijauan dan konsentrat bisa 20 : 80, 25 : 75, 30 : 70 atau bahkan 0 : 100 ( full konsentrat). 
  • Pola pemberian pakan spt ini, laju pertambahan berat badan harian sapi potong bisa dipacu dg kisaran 0,6 – 1,2 kg / hari. 
  • Pertambahan berat badan ini juga tergantung pada kondisi wilayah, kadar zat gizi pakan dan faktor genetik masing2 sapi 
PENGGEMUKAN DI PADANG PENGGEMBALAAN
  • Metode penggemukan ini sangat ideal utk dilaksanakan dilokasi-lokasi yg jarang penduduknya. 
  • Sapi digemukkan dengan cara dilepas di suatu padang penggembalaan. 
  • Jenis rumput yg biasa ditanam adalah rumput kolonjono (Brachiaria mutica), rumput pangola (Brachiaria decumbens), rumput ruzi (Brachiaria ruziziensis) dan rumput australia (Paspalum dilatatum) 
  • Untuk keseimbangan zat – zat gizi yg dikonsumsi , perlu juga ditanam jenis leguminosa spt turi (Sesbania grandiflora), petai cina (Leucaena glauca) dan lamtoro. 
Tanaman ini sbg sumber nitrogen yg bisa diubah menjadi protein dlm proses pencernaan.

Biasanya peternak melakukan pembatasan padang penggembalaan menjadi beberapa bagian. Pembatasan dilakukan dg kawat berduri atau dengan tanaman pagar yg tdk mudah dilalui oleh sapi. 

Padang penggembalaan tsb digunakan secara bergantian, setiap beberapa hari sekali sapi dipindahkan ke padang lain yg hijauannya sdh siap dikonsumsi. 

Ketika satu padang penggembalaan ditinggalkan oleh sapi2 yg digemukkan, peternak melakukan pemupukan dan perawatan tanaman di lokasi tsb. Sehingga tanaman hijauan tumbuh kembali sampai tiba giliran penggembalaan di tempat itu kembali. 

Dalam metode ini sapi2 sama sekali tdk diberi pakan tambahan berupa konsentrat, jadi hanya rumput dan leguminose yg tumbuh di padang tsb. 

Lama pemeliharaan sapi umumnya tdk didasarkan pd wkt tertentu, tapi lbh pd penilaian atau penampilan secara fisik, bila dilihat secara fisik sekelompok sapi sdh wktnya utk dijual, sapi2 tsb akan dijual, sisanya terus dipelihara sampai saatnya tiba utk dijual.

Keuntungan sistem penggembalaan sapi di padang penggembalaan adalah sbb. : 
  1. Tdk membutuhkan tenaga kerja yg banyak 
  2. Tdk butuh modal besar utk beli pakan, baik hijauan maupun konsentrat. 
  3. Tdk butuh dana investasi yg cukup besar utk membangun kandang, cukup membangun beberapa shelter utk tempat berteduh dan berlindung dari panas & hujan 
  4. Biaya produksi bisa ditekan serendah mungkin, biaya investasi yg dibutuhkan utk beli sapi bakalan dan pembebasan tanah. 
Kelemahan sistem penggembalaan sapi di padang penggembalaan adalah sbb. : 
  1. Kualitas sapi yg dibesarkan tdk seragam 
  2. Butuh lahan yg luas utk menjamin ketersediaan pakan dlm bentuk hijauan sepanjang tahun. 
  3. Perlu iklim dg curah hjn tinggi sehingga hijauan bisa tumbuh cepat setiap wkt. 
  4. Rawan pencurian bila tdk dijaga dan diawasi. 
  5. Butuh biaya utk sampai di pasar krn biasanya berlokasi di kaki gunung / jauh dari sarana transportasi 
  6. Tingkat produktivitas tdk bisa diperkirakan 
PENGGEMUKAN DRY LOT FATTENING
Pada sistem ini sapi2 dipelihara di kandang khusus dan tdk pernah digembalakan. Penggemukan dg metode ini dikenal sbg metode penggemukan dg biaya tinggi. 

Metode ini pd awalnya diterapkan di lahan2 pertanian jagung di AS yg produksi jagungnya melimpah, pakan sapi hanya dibatasi pd jagung . Namun skrg sapi2 juga diberi pakan hijauan dan konsentrat 

Seluruh bahan pakan tsb diberikan pd sapi dlm bentuk yg sdh siap dikonsumsi di kandangnya. 

Di negeri asalnya, metode ini biasanya dilakukan pd sekelompok sapi muda yg berumur 8 – 12 bln, dan dipelihara selama 120 – 150 hari 

Harapannya pd umur tsb sapi bisa tumbuh secara optimal dan dlm sistem ini berlaku sistem all in all out yg artinya sapi2 yg dipelihara masuk dan keluarnya bersama-sama.

Dalam metode ini sapi2 yg dipelihara cepat gemuk dan pertambahan berat badan hariannya cukup tinggi krn kegiatan sapi hanya makan, akibatnya sapi kurang bergerak dan terjadi penumpukan lemak yg akan menurunkan kualitas daging 

Karena itu sapi2 ini hanya digemukkan dlm 4 – 5 bulan utk menghindari penambahan lemak di beberapa bagian tubuh. 

Pemeliharaan yg singkat jg berkaitan dg efisiensi penggunaan pakan dan sapi2 yg sdh dewasa sangat sulit bertambah berat badannya.

PENGGEMUKAN SISTEM KOMBINASI
Penggemukan sistem ini merupakan kombinasi dari metode penggembalaan dan dry lot fattening. 

Sapi2 dipelihara di suatu kandang tertentu dan pd periode tertentu sapi2 tsb digembalakan di padang penggembalaan. 

Penggembalaan dilakukan saat musim hujan, yaitu saat hijauan tumbuh subur dan saat tdk tersedia pakan hijauan yg cukup, sapi2 diberi akan konsentrat. 

Saat ini metode kombinasi sdh jarang dilakukan krn biaya yg dibutuhkan sangat tinggi dibandingkan dg 2 metode yg dilakukan secara terpisah. 

Selain hrs berinvestasi pd pembuatan kandang, juga hrs membebaskan lahan dan menggaji para pekerja. 

PENGGEMUKAN SISTEM KEREMAN
  • Penggemukan sapi sistem kereman adalah metode penggemukan sapi ala Indonesia yg merupakan hsl modifikasi dari metode dry lot fattening. 
  • Beberapa kondisi sudah mengalami penyesuaian dg kondisi lokal, misalnya pakan konsentrat yg diberikan hanya 1 atau 2 jenis spt dedak padi atau ampas tahu. 
  • Sapi2 dipelihara dlm kandang sederhana dan hijauan siap konsumsi diberikan tiap hari 
  • Sapi dipelihara dlm wkt tdk lebih dari 6 bln dan sama sekali tdk pernah dikeluarkan dari kandang utk digembalakan 
  • Setelah melampaui masa pemeliharaan, sapi dijual di pasar dan sapi2 bakalan baru dimasukkan ke dlm kandang yg sebelumnya dibersihkan dari segala bentuk kotoran yg biasanya dijual sbg pupuk kandang. 
  • Di Indonesia penggemukan sapi potong dg metode kereman sdh banyak dilakukan dg berbagai penyesuaian tergantung kondisi lingkungan, 
  • di sentra produksi tahu, konsentrat yg digunakan adalah ampas tahu . di sentra padi, dedak padi digunakan sbg konsentrat. 
  • Sejauh ini metode kereman adalah metode yg paling cocok dikembangkan di Indonesia, terutama di P. Jawa

Senin, 14 Oktober 2019

STRATEGI PEMBERIAN PAKAN UNTUK PENGGEMUKAN SAPI


Prinsip dari pemberian pakan bertujuan untuk : 
  • Mendapatkan ternak dengan laju pertumbuhan yang tinggi 
  • Konversi pakan selama proses penggemukan rendah atau efisien 
  • Biaya pakan untuk pertambahan bobot badan seekonomis mungkin dan murah 
  • Produksi karkas terutama daging yang maksimal 
  • Kualitas karkas dan daging yang baik 
  • Harga daging yang dipasarkan menguntungkan dan sesuai dengan selera konsumen 
Untuk mencapai sasaran tersebut, ada beberapa strategi yang dilakukan yakni: 
  • Untuk mendapatkan ternak dengan laju pertumbuhan yang tinggi maka pemilihan ternak bakalan harus selektif, dengan kriteria ternak sapi pada posisi umur, dengan laju pertumbuhan yang cepat, antara lain pada usia sekitar pubertas. Umumnya sapi berumur 2-2,5 tahun. 
  • Untuk mendapatkan pertumbuhan kompensasi dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari keadaan normal, dipilih sapi bakalan yang kurus tapi sehat. Kondisi kurus bukan karena stress lingkungan atau kekurangan pakan. 
  • Individu dan bangsa sapi yang dipilih dari bangsa sapi tipe potong dengan adaptasi yang baik di daerah tropis.
  • Formulasi ransum yang diberikan pada sapi diusahakan dengan mempertimbangkan pola pertumbuhan jaringan tubuh (komponen karkas) yang mengacu pada produksi daging sesuai selera konsumen. Imbangan nilai nutrisi antara konsumsi energi dan protein perlu diperhatikan mengingat pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan jaringan muskulus dan lemak.
  • Efisiensi penggunaan pakan diefisienkan dengan memanipulasi mikroba rumen (perlakuan defaunasi, penggunaan antibiotika, probiotik, amoniasi urea dan lain-lain). 
  • Hal ini mengingat struktur alat pencernaan yang spesifik dari ruminansia, memberikan keunggulan tersendiri dalam kapasitasnya sebagai ternak yang mampu memanfaatkan hijauan berkadar serat kasar tinggi dan tidak bersaing dengan kepentingan manusia. 
RATION BALANCE

Step 1 : Menaksir berat badan sapi yang akan digemukan dan berapa ADG yang diharapkan dengan melihat Tabel 3 
Step 2 : Berdasarkan Tabel 3, dapat dihitung konsumsi bahan kering (DM) sapi yang bersangkutan. Tabel ini juga dapat menunjukkan tingkat zat-zat makanan yang harus dipenuhi dalam bahan keringnya. 
Step 3 : Berdasarkan Tabel 1 & 2, pilihlah bahan-bahan makanan yang tersedia disekitar lokasi dan harganya paling murah. Carilah jumlah dari bahan-bahan tersebut yang menghasilkan ransum sama dan seimbang dalam BK, energi, protein kasar, Calcium dan Phospor. 
Step 4 : Hitunglah apakah bahan-bahan yang paling murah dapat memenuhi kebutuhan energi (TDN). Kalau tidak, maka campurkanlah bahan-bahan makanan sedikit lebih mahal tapi mengandung energi lebih tinggi. Hal yang sama juga dilakukan apabila protein kasar tidak mencukupi, tambahkanlah bahan pakan yang yang kadar protein kasarnya lebih tinggi walaupun harganya lebih mahal.
CONTOH :
Feedloter mempunyai sapi-sapi bakalan dengan bobot badan rata-rata 350 kg. Susunlah ransum untuk menaikkan bobot badan sebesar 1 kg/hari dengan menggunakan bahan utama AMPAS NANAS.

Rabu, 09 Oktober 2019

Urea Molases Multinutrient Blok (UMMB) atau Permen Sapi

UMMB merupakan pakan pemacu atau pakan tambahan/suplemen sumber protein (Non Protein Nitrogen) energi dan mineral yang banyak dibutuhkan ternak ruminansia, berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat makanan. 

Tujuan pemberian UMB adalah 
  1. penambahan supplemen pada ternak,
  2. membentuk asam amino yang dibutuhkan oleh sapi 
  3. membantu meningkatkan pencernaan pakan yang sulit dicerna dengan cara menstabilkan kondisi keasaman (pH) di dalam rumen. 
•Bahan pembuat UMMB adalah urea, molases , mineral dan bahan­bahan lainnya yang memiliki kandungan protein dan mineral yang baik. 
•Bentuk bahan pakan ini dapat diatur sesuai dengan selera pembuatnya, dapat dibuat berbentuk kotak persegi empat, berbentuk bulat (berbentuk mangkuk) atau bentuk-bentuk lain menurut cetakan yang digunakan dalam proses pemadatan. 


Bahan : 
•Molase : 1280 gr 
•Urea : 240 gr 
•Garam Dapur : 200 gr 
•Kapur / semen : 280 gr 
•Mineral : 120 gr 
•Dedak padi : 1200 gr 
•Jagung : 480 gr

Alat-alat: 
•Alat press/cetakan, 
•pengaduk 
•timbangan, 
•ember, 
•baskom, dan 
•kantong plastik. 

Campuran I: 
Molases 1280 g + Urea 240 g + NaCl 200 g 
•Aduk rata campuran tersebut 

Campuran II: 
Mineral 120 g 

Campuran III: 
Semen/kapur 280 g 
•Air secukupnya, 
•Aduk rata campuran III. 

Campuran IV
Jagung :480g
Dedak Padi :12009

Selasa, 08 Oktober 2019

Penjelasan BIOGAS dan cara pembuatannya


Biogas berasal dari kata bios yang artinya hidup, sedangkan gas adalah sesuatu yang keluar dari tungku atau dari perapian atau lubang yang dihasilkan oleh makhluk hidup melalui proses tertentu. Proses yang dimaksud adalah proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob atau bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara. Orang yang pertama mengkaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan adalah Alessandro Volta pada tahun 1776, kemudian pada tahun 1806, Willlam Henry dapat mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai metan.

MANFAAT BIOGAS
Manfaat Langsung 
1. Sebagai sumber energi untuk memasak 
2. Sebagai sumber energi untuk penerangan 
3. Penghasil pupuk organik siap pakai

Manfaat Tidak Langsung 
  1. Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca 
  2. Membantu Program Pelestarian Hutan, Tanah dan Air 
  3. Mengurangi Polusi Bau 
  4. Meningkatkan sanitasi lingkungan dan keindahan 
  5. Meningkatkan Pendapatan Usaha Ternak 
  6. Mendukung kebijakan Pemerintah mengurangi Subsidi BBM
PROSES TERBENTUKNYA GAS
Secara umum proses terbentuknya biogas adalah melalui proses degradasi limbah, baik limbah pertanian, kotoran hewan, maupun campurannya yang dicampur dengan air dan ditempatkan dalam ruang tertutup atau dalam kondisi anaerob/kedap udara.

Biogas merupakan campuran dari berbagai jenis gas dan gas metan merupakan kandungan terbanyak. Nilai kalor metana murni (100%) adalah 8.900 kkal/m3. Pembuatan biogas dengan kotoran sapi, nilai kalor yang dihasilkan antara 4.800 – 6700 kkal/m3, yang akan menghasilkan biogas dengan komposisi 54 – 70% metana, 27-45% karbondioksida, 0,5 – 3,0% nitrogen, 0,1% karbonmonoksida, 0,1 % oksigen dan sedikit sekali hydrogen sulfida, amoniak dan nitrogen oksida

Proses dekomposisi anaerob pada proses pembentukan biogas dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
  1. Tahap pelarutan bahan-bahan organic, pada tahap ini bahan padat yang mudah larut atau yang sukar larut akan berubah menjadi senyawa organic yang larut.
  2. Tahap asidifikasi atau pengasaman, merupakan tahap terbentuknya asam-asam organic dan pertumbuhan atau perkembangan sel bakteri. 
  3. Tahap metanigenik, merupakan tahap dominasi perkembangan sel mikroorganisme dengan spesies tertentu yang menghasilkan gas metan. 
Nilai kalori dari 1 meter kubik biogas adalah + 6.000 watt jam yang setara dengan ½ liter minyak diesel, minyak diesel akan mengeluarkan asap yang mencemari lingkungan, sedangkan pemanfaatan biogas tidak mengeluarkan asap.

Persyaratan terbentuknya Biogas

Kandungan unsure C (karbon) dan N 
(Nitrogen) yang dikenal dengan C/N rasio. 
Perubahan senyawa organic dari sampah/limbah atau kotoran hewan menjadi CH4(gas metan) dan CO2 (gas karbondioksida) memerlukan persyaratan C/N rasio antara 20 – 30. 

Unsur Karbon (C) dimanfaatkan sebagai sumber energi di dalam proses metabolisme dan perbanyakan sel oleh bakteri. Sementara unsure N digunakan untuk sintesis protein atau pembentukan protoplasma. 

Bahan organic yang mempunyaikandungan C terlalu tinggi menyebabkan proses penguraian terlalu lama. Sebaliknya jika C terlalu rendah, maka sisa nitrogen akan berlebihan dan membentuk amonia (NH3). Kadar amonia berlebihan akan meracuni bakteri. Oleh karena itu jumlah C/N rasio perlu dihitung dan direncanakan dengan tepat. 

Bahan baku yang paling baik untuk menghasilkan biogas adalah bahan yang mengandung 7- 9 % bahan kering (BK). 
Penambahan air untuk mengencerkan kotoran ternak juga berbeda pula, hal ini dilakukan agar diperoleh kandungan bahan kering yang optimal antara 7 – 9 %.


Jasad renik / mikro organisme
  1. Bakteri pembentuk asam antara lain Pseudomonas, Escherichia, Flavobacterium, dan Alcaligenes yang mendegradasikan bahan organic menjadi asam lemak. 
  2. Selanjutnya asam lemak didegradasikan menjadi biogas yang sebagian besar adalah gas metan oleh bakteri metan Methanobacterium, Methanosarcina, dan Methanococcus 
Udara (Oksigen)
Persyaratan yang penting dalam proses pembuatan biogas adalah tidak diperlukan udara sama sekali. Jadi pada tabung digester, sama sekali tidak boleh bocor, apabila terjadi kebocoran, maka gas CH4 tidak akan terbentuk dan biogas yang diharapkan tidak akan diproduksi.

Temperatur
Perkembangbiakan bakteri metan sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pencernaan anaerobic dapat berlangsung pada kisaran suhu 5° C - 55° C, sedangkan temperatur yang optimal untuk dapat menghasilkan biogas adalah 35 ° C.

Derajat keasaman (pH)
Pada awal pencernaan, pH bahan dalam tanki pencerna atau digester dapat turun hingga 6 bahkan dapat lebih rendah lagi. Hal ini sebagai akibat degradasi bahan organic oleh bakteri anaerobic. Kemudian pH mulai naik disertai perkembang biakan bakteri pembentuk metan, kondisi optimal untuk bakteri ini adalah 6,8 – 8.

Pengadukan
Bahan baku yang sukar dicerna,misalnya jerami sisa pakan yang mengandung senyawa lignin akan membentuk lapisankerak pada permukaan cairan. Lapisan ini dapat dipecah dengan alat pengaduk, sehingga hambatan terhadap laju terbntuknya gas dapat dikurangi. Namun untuk mempermudah aktifitas bakteri dalam menghasilkan gas, bahan-bahan tersebut dapat dihilangkan / dibuang.

Bahan penghambat
Antara lain : logam berat seperti tembaga, cadmium, dan kromium. Selain itu desinfektan, deterjen dan antibiotic juga menghambat terbentuknya gas. Oleh karena itu sebaiknya air yang digunakan sebagai pengencer diusahakan agar tidak mengandung bahan-bahan tersebut.

INSTALASI BIOGAS
Tabung Penampung Bahan
Tabung ini berfungsi untuk menampung, mengencerkan dan menyaring kotoran sebelum diproses lebih lanjut ke dalam tabung kedua / digester. 


Tabung Pemroses/Digester
Tabung ini merupakan tabung yang paling penting, hal ini disebabkan oleh fungsinya sebagai tempat peruses dan pemisah antara gas yang akan diambil dengan material lain yang akan dikeluarkan sebagai limbah, dan kemudian diisi dengan bahan baku yang baru. Jadi proses pengisian, pengeluaran gas dan pengeluaran limbah dapat berlangsung secara terus menerus. Oleh karena pentingnya tabung ini, maka proses pembuatannya harus benar-benar kedap/tidak bocor.




Tabung penampung sisa pemrosesan
Tabung ini berfungsi untuk menampung limbah hasil akhir pemrosesan. Apabila bahan baku yang digunakan adalah kotoran ternak, maka akhir pemrosesan adalah pupuk organic. Pupuk ini sudah tidak berbau dan dapat langsung digunakan



Rabu, 08 Februari 2017

Pengertian Inseminasi Buatan (IB) beserta mendeteksi birahi pada sapi betina




Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'.

Tujuan Inseminasi Buatan
  1. Memperbaiki mutu genetika ternak;
  2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya;
  3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
  4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
  5. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin. 

Keuntungan Inseminasi Buatan (IB)
  • Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
  • Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
  • Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
  • Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;
  • Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
  • Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
  • Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

Inseminator Adalah tenaga teknis menengah yang telah dididik dan mendapat sertifikat sebagai inseminator dari pemerintah (dalam hal ini Dinas Peternakan).

Pelayanan Petugas Inseminasi Buatan
Pelayanan inseminasi buatan dilakukan oleh Inseminator yang telah memiliki surat izin melakukan inseminasi (SIM) dengan sistem aktif, pasif dan semi-aktif.

Bila inseminator belum memiliki SIM maka tanggung jawab hasil kerjanya jatuh pada Dinas Peternakan Propinsi tempatnya bekerja. 

Pelaporan pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) mengikuti pedoman sebagai berikut:
  1. Inseminator mengisi tanggal pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) pertama, kedua, ketiga dan seterusnya pada kartu catatan Inseminasi Buatan (IB) masing-masing akseptor
  2. Inseminator wajib melaporkan jumlah sapi yang tidak birahi kembali setelah Inseminasi Buatan (IB) pertama (kemungkinan bunting) dan tempat serta nama peternak yang sapi / ternaknya yang baru di Inseminasi Buatan (IB) kepada Petugas Pemeriksa Kebuntingan
  3. Inseminator wajib melaporkan jumlah sapi yang "repeat breeder" (sapi yang telah di Inseminasi Buatan (IB) lebih dari tiga kali dan tidak bunting) kepada Asisten Teknis Reproduksi. 
Tugas pokok inseminator adalah:
  • Menerima laporan dari pemilik ternak mengenai sapi birahi dan memenuhi panggilan tersebut dengan baik dan tepat waktu
  • Menangani alat dan bahan Inseminasi buatan sebaik-baiknya
  • Melakukan identifikasi akseptor Inseminasi Buatan (IB) dan mengisi kartu peserta Inseminasi Buatan (IB);
  • Melaksanakan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak;
  • Membuat laporan pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan menyampaikan kepada pimpinan SPT IB
Untuk mempermudah pelaporan / permintaan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) maka harus dibuat suatu sistem pelaporan yang sederhana, cepat, mudah dan murah. Kotak laporan, bendera di depan rumah / kandang, kartu birahi dan lain-lain adalah beberapa sistem komunikasi yang telah dijalankan pada beberapa tempat di Indonesia. Setiap daerah mempunyai keadaan yang berbeda, oleh karena itulah buatlah suatu perjanjian dengan para akseptor mengenai cara-cara komunikasi yang baik yang disepakati bersama. Komitmen untuk mematuhi keputusan tersebut juga diperlukan.

Petugas IB (inseminator) hanya boleh menginseminasi kalau betina sedang birahi saja. Kalau betina tidak sedang birahi, petugas IB sebaiknya memberitahukan ke peternak dan memintanya untuk memperhatikan gejala birahi dengan lebih baik lagi. Anatomi dan Fisiologi Alat Kelamin Betina Pubertas (kematangan alat kelamin / dewasa kelamin) terjadi akibat aktivitas dalam ovarium (indung telur), umur pubertas pada sapi adalah antara 7 - 18 bulan, atau dengan berat badan telah mencapai kurang lebih 75% dari berat dewasa. Kecepatan tercapainya umur dewasa kelamin tergantung dari:
  • Jenis / bangsa sapi;
  • Gizi, Bila jumlah dan kandungan gizi pakan kurang jumlah atau mutunya, maka dewasa kelamin akan lebih lama dicapai, hal ini disebabkan berat badan yang kurang;
  • Cuaca, Di daerah tropis seperti di Indonesia, umur dewasa kelamin lebih cepat / muda
  • Penyakit, Karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berat badan, apalagi bila menyerang alat kelamin, maka kemungkinan besar umur dewasa kelamin lebih lambat dicapai.
Siklus birahi pada sapi betina yang normal biasanya berulang setiap 21 hari, dengan selang antara 17-24 hari.
Siklus birahi akan berhenti secara sementara pada keadaan-keadaan:
  • Sebelum dewasa kelamin;
  • Selama kebuntingan;
  • Masa post-partum. 

Siklus birahi dibagi dalam 4 tahap, dan berbeda-beda pada setiap spesies hewan. Tahapan dan lamanya pada sapi dapat ditemui di bawah ini :
  1. EstrusPada tahap ini sapi betina siap untuk dikawinkan (baik secara alam maupun IB). Ovulasi terjadi 15 jam setelah estrus selesai. Lama periode ini pada sapi adalah 12 - 24 jam.
  2. ProestrusWaktu sebelum estrus. Tahap ini dapat terlihat, karena ditandai dengan sapi terlihat gelisah dan kadang-kadang sapi betina tersebut menaiki sapi betina yang lain. Lamanya 3 hari.
  3. MetaestrusWaktu setelah estrus berakhir, folikelnya masak, kemudian terjadi ovulasi diikuti dengan pertumbuhan / pembentukan corpus luteum (badan kuning). Lama periode ini 3 - 5 hari.
  4. DiestrusWaktu setelah metaestrus, corpus luteum meningkat dan memproduksi hormon progesteron.
Periode ini paling lama berlangsungnya karena berhubungan dengan perkembangan dan pematangan badan kuning, yaitu 13 hari. Pada saat keadaan dewasa kelamin tercapai, aktivitas dalam indung telur (ovarium) dimulai. Waktu estrus, ovum dibebaskan oleh ovarium. Setelah ovulasi terjadi, bekas tempat ovarium tersebut itu dipenuhi dengan sel khusus dan membentuk apa yang disebut corpus luteum (badan kuning) Corpus luteum ini dibentuk selama 7 hari, dan bertahan selama 17 hari dan setelah waktu itu mengecil lagi karena ada satu hormon (prostaglandin) yang merusak corpus luteum dan mencegah pertumbuhannya untuk jangka waktu yang relatif lama (sepanjang kebuntingan).
Selain membentuk sel telur , indung telur / ovarium juga memproduksi hormon, yaitu:
  • Sebelum ovulasi: hormon estrogen;
  • Setelah ovulasi corpus luteum di ovarium memproduksi: hormon progesteron Hormon-hormon ini mengontrol (beri jarak) kejadian siklus birahi di dalam ovarium.
Pelaksanaan Program Inseminasi Buatan (IB)Pemeriksaan Awal
Deteksi birahi yang tepat adalah kunci utama keberhasilan Inseminasi Buatan, selanjutnya adalah kecepatan dan ketepatan pelayanan Inseminasi Buatan itu sendiri dilaksanakan. Untuk memudahkan, sebagai patokan biasa dilakukan sebagai berikut: Pertama kali terlihat tanda-tanda birahi Harus diinseminasi padaTerlambat Pagi Hari yang sama Hari berikutnya Sore Hari berikutnya (pagi dan paling lambat siang hari) Sesudah jam 15:00 besoknya Keterlambatan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) akan berakibat pada kerugian waktu yang cukup lama. Jarak antara satu birahi ke birahi selanjutnya adalah kira-kira 21 hari sehingga bila satu birahi terlewati maka kita masih harus menunggu 21 hari lagi untuk melaksanakan Inseminasi Buatan (IB) selanjutnya. Kegagalan kebuntingan setelah pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) juga akan berakibat pada terbuangnya waktu percuma, selain kerugian materiil dan immateriil karena terbuangnya semen cair dan alat pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) serta terbuangnya biaya transportasi baik untuk melaporkan dan memberikan pelayanan dari pos Inseminasi Buatan (IB) ke tempat sapi birahi berada.
Tanda - tanda birahi pada sapi betina adalah :
  • ternak gelisah
  • sering berteriak
  • suka menaiki dan dinaiki sesamanya
  • vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa: abang, abuh, anget, atau 3 B dalam bahasa Sunda: Beureum, Bareuh, Baseuh)
  • dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak berwarna
  • nafsu makan berkurang

Gejala - gejala birahi ini memang harus diperhatikan minimal 2 kali sehari oleh pemilik ternak. Jika tanda-tanda birahi sudah muncul maka pemilik ternak tersebut tidak boleh menunda laporan kepada petugas inseminator agar sapinya masih dapat memperoleh pelayanan Inseminasi Buatan (IB) tepat pada waktunya. Sapi dara umumnya lebih menunjukkan gejala yang jelas dibandingkan dengan sapi yang telah beranak.

Waktu Melakukan Inseminasi Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka.

Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :
  • permulaan birahi : 44%
  • pertengahan birahi : 82%
  • akhir birahi : 75%
  • 6 jam sesudah birahi : 62,5%
  • 12 jam sesudah birahi : 32,5%
  • 18 jam sesudah birahi : 28%
  • 24 jam sesudah birahi : 12% 

Faktor - Faktor Penyebab Rendahnya Kebuntingan
Faktor - faktor yang menyebabkan rendahnya prosentase kebuntingan adalah :
  • Fertilitas dan kualitas mani beku yang jelek / rendah;
  • Inseminator kurang / tidak terampil;
  • Petani / peternak tidak / kurang terampil mendeteksi birahi;
  • Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan Inseminator yang lamban;
  • Kemungkinan adanya gangguan reproduksi / kesehatan sapi betina. 

Jelaslah disini bahwa faktor yang paling penting adalah mendeteksi birahi, karena tanda-tanda birahi sering terjadi pada malam hari. Oleh karena itu petani diharapkan dapat memonitor kejadian birahi dengan baik dengan cara:
  • Mencatat siklus birahi semua sapi betinanya (dara dan dewasa);
  • petugas IB harus mensosialisasikan cara-cara mendeteksi tanda-tanda birahi.

Salah satu cara yang sederhana dan murah untuk membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah dengan memberi cat diatas ekor, bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan kotor / pudar / menghilang karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.

Penanganan bidang reproduksi adalah suatu hal yang rumit. Ia membutuhkan suatu kerja sama dan koordinasi yang baik antara petugas yang terdiri atas dokter hewan, sarjana peternakan dan tenaga menengah seperti inseminator, petugas pemeriksa kebuntingan, asisten teknis reproduksi. Koordinasi juga bukan hanya pada bidang keahlian tetapi juga pada jenjang birokrasi karena pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) masih lewat proyek yang dibiayai oleh pemerintah sehingga birokrasi masih memegang peranan yang besar disini. Koordinasi dari berbagai tingkatan birokrasi ini yang biasanya selalu disoroti dengan negatif oleh para petugas lapang dan petani. Keterbuakaan adalah kunci keberhasilan keseluruhan program ini. 

Sinkronisasi Birahi Pada beberapa proyek pemerintah, seringkali inseminasi buatan dilaksanakan secara crash-program dimana pada suatu saat yang sama harus dilaksanakan Inseminasi padahal tidak semua betina birahi pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu harus dilaksanakan apa yang disebut dengan sinkronisasi birahi. Pada dasarnya, sinkronisasi birahi adalah upaya untuk menginduksi terjadinya birahi dengan menggunakan hormon Progesteron. Preparatnya biasanya adalah hormon sintetik dari jenis Prostaglandin F2a. Nama dagang yang paling sering ditemui di Indonesia adalah Enzaprost F.

Sinkronisasi birahi ini mahal biayanya karena harga hormon yang tinggi dan biaya transportasi serta biaya lain untuk petugas lapang. 
Cara apikasi hormon untuk penyerentakkan birahi adalah sebagai berikut :
  • Laksanakan penyuntikan hormon pertama, pastikan bahwa :Sapi betina resipien harus dalam keadaan sehat dan tidak urus (kaheksia);Sapi tidak dalam keadaan bunting, bila sapi sedang bunting dan penyerentakkan birahi dilakukan maka keguguran akan terjadi.
  • Laksanakan penyuntikan hormon kedua dengan selang 11 hari setelah penyuntikan pertama;
  • Birahi akan terjadi 2 sampai 4 hari setelah penyuntikan kedua. 

Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:
  • Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.
  • Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
  • Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih
  • Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw
  • Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat
  • Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum
  • Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu
  • Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut dengan 'posisi ke empat'.
Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.

Rabu, 16 November 2016

Penjelasan lengkap bagian daging sapi




Daging adalah sumber makanan sehat yang kaya akan protein, vitamin dan mineral. Daging sapi 
deBeef terbagi menjadi beberapa bagian:

  • Blade/Sampil/ Oyster/Oyster Blade


Daging bagian bahu, baik atas maupun bagian bawah, merupakan daging tebal dan empuk.
Penggunaan : rendang, sup,oseng-oseng dan steak.

  • Chuck Tender/Kijen


Daging yang melekat pada Blade, berbentuk seperti ulekan dan terbungkus kulit luar yang tipis.
Penggunaan : rendang, sup,oseng-oseng dan steak.

  • Chuck/Sampil


Daging pada bagian atas bahu sampai leher, berwarna merah pekat dan tebat, berserat tebal dan tipis yang berseberangan. Lebih a lot namun rendah lemak.
Penggunaan : rendang, sup,oseng-oseng dan steak.

  • Sirloin/Striploin/ Has Luar/Lulur Luar

Daging yang sangat empuk, terkenal, sangat bernilai ekonomis dan terkenal dengan steaknya yang mahal dan lezat. Sirloin adalah daging pada bagian punggung belakan sampai iga no.3.
Penggunaan : steak, yakiniku, sukiyaki, shabu-shabu.

  • Cube Roll/Rib Eye Roll/Lulur Depan


Daging pada posisi iga no.4 s/d iga no8, keempukannya mirip dengan sirloin dan ada butir-butir emak di dalamnya yang menyebabkannya lebih terasa empuk.
Penggunaan : steak.

  • Terderloin/Fillet/ Has Dalam/Lulur Dalam

Adalah bagian yang paling empuk dari seluruh daging sapi, terdapat dalam bagian dalam tulang belakang. Daging inilah yang paling mahal dari seluruh daging sapi.
Penggunaan : karena sangat empuk, tidakboleh dimasak terlalu lama, akan hancur. Untuk steak dan oseng yang cepat matang.

  • Brisket/Sandung Lamur


Daging bagian rusuk dada, dengan cirri khas mempunyai banyak lemak. Bagian ini biasa dipotong melintang searah bagian yang pendek.
Penggunaan : membuat sup, semur dan campuran masakan yang memerlukan lemak.

  • Short Ribs/Iga & Spare Ribs


Merupakan bagian daging yang mengandung tulang rusuk. Daging pada bagian ini cukup banyak. Spare Ribs lebih sedikit kandungan dagingnya karena hanya terdiri dari lempengan tulang rusuk dengan sedikit daging permukaan ditulang.
Penggunaan : popular untuk BBQ (panggang) atau sup iga sapi.

  • Flank/Sancam
Adalah daging pada bagian perut, mengandung banyak lemak.
Penggunaan : semur, sup dan masakan yang memerlukan banyak lemak.

  • Top Side/Inside/ Penutup
Adalah bagian daging paha belakang yang besar, tebal dan bersifat kering, terbungkus lapisan lemak.
Penggunaan : cocok untuk rendang, dendeng, rollade, empal dan oseng dan masakan dalam oven.

  • Knuckle/Kelapa
Daging pada paha belakan bagian dalam, padat dan terbungkus kulit luar yang tipis.
Penggunaan : rendang, dendeng, empal dan oseng. Knuckle bagian tengah bisa dimanfaatkan untuk steak yang dikenal dengan Meallion Steak.

  • Silverside/Outside/ Pendasar Gandik
Daging berwarna merah muda, daging kering dan padat dan mengandung lemak pada permukaannya.
Penggunaan : cocok untuk rendang, dendeng, oseng dan sangat jarang dipakai untuk steak karena kering.

  • Eye Round/Gandik
Daging yang berbentuk seperti mata, dan merupakan daging yang berwarna paling merah muda, dilapisi oleh kulit luar yang halus dengan serabut otot yang lurus tipis.
Penggunaan : cocok untuk empal,rendag, dendeng dan oseng.

  • Rump/Tanjung
Daging pada bagian pinggang atas, terbunkus oleh lemak yang tebal dan mempunyai keempukan yang tinggi.
Penggunaan : cocok untuk steak (rump steak), rendang, dendeng, empal dan oseng.

  • Shin Shank/Betis/ Kisi
Daging pada bagian betis depan dan belakang, mempunyai urat yang tebal dan keras.
Penggunaan : untuk soto, sup, dan masakan lain yang memerlukan kekenyalan.

  • Oxtail/Buntut
Oxtail adalah daging pada bagian buntut, biasa dipotong melintang dan disimpan dalam lemari beku untuk menjaga kesegarannya.
Penggunaan : sup buntut.

Daging sapi (Bahasa Inggris: beef) adalah jaringan otot yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah, penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contoh has luar, daging iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini sangat banyak diperdagangkan. Akan tetapi seperti di Indonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan bersantan seperti sup konro dan rendang.

Selain itu ada beberapa bagian daging sapi lain seperti lidah, hati , hidung, jeroan dan buntut hanya digunakan di berbagai negara tertentu sebagai bahan dasar makanan. Daging sapi paha depan atau dikenal juga sebagai chuck adalah bagian daging sapi yang berasal dari bagian atas paha depan. Ciri daging ini adalah berbentuk potongan segiempat dengan ketebalan sekitar 2-3 cm, dengan bagian dari tulang pundak masih menempel ke bagian paha sampai ke bagian terluar dari punuk. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat bakso. 

Daging Iga Sapi atau rib adalah bagian dagingsapi yang berasal dari daging di sekitar tulang iga. Bagian ini termasuk dari delapan bagian utama daging sapi yang biasa dikonsumsi. Seluruh bagian daging iga ini bisa terdiri dari beberapa iga berjumlah sekitar 6 sampai dengan 12; untuk potongan daging iga yang akan dikonsumsi bisa terdiri dari 2 sampai dengan 7 tulang iga. Biasanya bagian ini digunakan sebagai bahan dasar makanan khas Makassar, sup konro . Has Dalam atau fillet atau tenderloin adalahdaging sapi dari bagian tengah badan. Sesuai dengan karakteristik daging has, daging ini terdiri dari bagian-bagian otot utama di sekitar bagiantulang belakang, dan kura ng lebih di antara bahudan tulang panggul. Daerah ini adalah bagian yang paling lunak, karena otot-otot di bagian ini jarang dipakai untuk beraktivitas. Biasanya bagian daging ini digunakan untuk membuat steak. 

Has Luar atau lebih dikenal dengan nama Sirloin adalah bagian daging sapi yang berasal dari bagian bawah daging iga, terus sampai ke bagian sisi luar has dalam. Daging ini adalah daging yang paling murah dari semua jenis has, karena ototsapi pada bagian ini masih lumayan keras dibanding bagian has yang lain karena otot-otot di sekitar daging ini paling banyak digunakan untuk bekerja. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat steak. 

Tanjung atau lebih dikenal dengan nama Rump adalah salah satu bagian daging sapi yang berasal dari bagian punggung belakang. Biasanya daging ini disajikan dengan dipanggang. Lamosir atau lamusir atau dikenal juga dengan nama cube roll adalah bagian daging sapi yang berasal dari bagian belakang sapi di sekitar has dalam, has luar dan tanjung. Biasanya daging ini digunakan untuk makanan khas Batam, Sup Lamosir Penutup Daging Sapi atau lebih dikenal dengan nama Topside atau Round adalah bagian daging sapi yang terletak di bagian paha belakang sapi dan sudah mendekati area pantat sapi. Potongan daging sapi di bagian ini sangat tipis dan kurang lebih sangat liat. Selain itu bagian ini sangat kurang lemak sehingga jika dibakar atau dipanggang akan sangat lama melunakkannya. Biasanya daging ini digunakan untuk campuran daging pizza. 

Punuk atau lebih dikenal dengan nama blade adalah daging sapi bagian atas yang menyambung dari bagian daging paha depan terus sampai ke bagian punuk sapi. Pada bagian tengahnya terdapat serat-serat kasar yang mengarah ke bagian bawah, yang cocok jika digunakan dengan cara memasak dengan teknik mengukus. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat makanan khas Nusa Tenggara Timur yaitu Se'i(sejenis daging asap). 

T-bone adalah bagian daging sapi yang biasa dibuat sebagai steak. Potongan daging ini terbentuk dari tulang yang berbentuk seperti huruf T dengan daging disekitarnya. Bagian daging yang paling besar biasanya berasal dari bagian has luar, sedangkan bagian kecilnya berasal dari has dalam. 

Cingur adalah tulang rawan dari bagian hidung dan bibir atas sapi. Biasanya ditemui dalam rujak cingur. 

Lidah Sapi adalah bagian daging sapi yang berasal dari lidah sapi. Biasanya daging ini digunakan sebagai bahan dasar makanan untuk Sate Padang dan semur lidah.. 

Buntut Sapi atau lebih dikenal dengan nama Oxtail adalah bagian dari tubuh sapi bagian ekor. Biasanya bagian ini disajikan sebagai hidangansup buntut. 

Leher sapi atau biasa disebut chuck steak adalah bagian dagian daging sapi pada daerah leher.  Biasanya daging ini digunakan untuk membuatsteak atau rendang. 

Sandung lamur atau brisket adalah bagian daging sapi yang berasal dari bagian dada bawah sekitar ketiak. Pada kenyataannya hampir semua hewan yang memiliki bagian dada bawah akan mempunyai bagian daging ini, akan tetapiterm inologi yang digunakan untuk bagian daging ini lebih umum digunakan untuk menyebut bagian daging sapi atau bagian daging anak sapi. Bagian daging ini termasuk delapan bagian daging sapi yang utama. Biasanya bagian daging sapi ini agak berlemak dan digunakan untuk masakan khas Padangseperti Asam Padeh. 

Sancan atau lebih dikenal dengan nama Flank atau Plate adalah bagian daging sapi yang berasal dari otot perut. Bentuknya panjang dan datar. Pada dasarnya bagian daging sapi ini lebih keras dibandingkan dengan daging has dan daging iga. Biasanya daging ini digunakan untuk campurantaco, makanan khas Meksiko, dan bisa juga digunakan untuk membuat steak. 

Sengkel (dari bahasa Belanda schenkel) atau lebih dikenal dengan nama Inggris shank atau shin berasal dari bagian depan atas kaki sapi. Biasanya digunakan sebagai bahan dasar sup, soto danbakso urat. 

Gandik atau lebih dikenal dengan nama Silver Side adalah bagian paha belakang sapi terluar dan paling dasar. Banyak yang sering tertukar dengan menyamakannya dengan 

Daging Paha Depan atau Shank. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat dendeng balado atau abon sapi. 

Kelapa atau lebih dikenal dengan nama Inside adalah bagian daging sapi yang berasal dari pahabelakang bagian atas yang berada di antarapenutup dan gandik. Biasanya hidangan yang menggunakan daging ini adalah panggangan dan casserole
Hati Sapi adalah bagian tubuh sapi yang berasal dari hati. Biasanya hidangan yang dapat dibuat oleh bagian tubuh ini adalah sambal goreng. 

Jeroan Sapi adalah bagian dalam tubuh sapi yang terdiri dari usus, limpa dan babat. Biasanya hidangan yang dapat disajikan dengan bahan bagian tubuh ini adalah Coto Makassar. 

Kaki sapi adalah bagian daging sapi pada bagian kaki yang biasa digunakan sebagai bahan dasar makanan. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat sup kikil dan mi kocok bandung. 

Kamis, 23 Juni 2016

PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN



Bakalan yang baik untuk digunakan sebagai bahan penggemukan adalah : Sapi sehat (tidak ada tanda penyakit); berkelamin jantan; dari jenis Limosin, Simetal, Brahman atau ongole ataupun PFH; bentuk badan panjang/kaki pendek/kuat/dada lebar dan dalam; umur antara 1-2 tahun (sapi muda) dan 2-3 tahun (sapi dewasa). Sedangkan kalau kita mengikuti pengalaman dari peternak lokal, bentuk kerangka yang besar dan panjang; kepala dan moncong besar; tulang punggung biarpun kurus tapi lurus serta bulunya yang mengkilap sangat diminati selain persyaratan-persyaratan lainnya.

Namun kenyataan dilapangan bahwa untuk memperoleh bakalan yang benar-benar sempurna sesuai dengan persyaratan di atas adalah sangat sulit oleh karena itu diusahakan agar kondisinya lebih mendekati persyaratan tersebut. Cara modern yang saat ini digalakkan oleh pemerintah adalah dengan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik. 

PERKANDANGAN

Dalam penggemukan sapi, kandang merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan. Kalau kita salah dalam mendesain kandang maka akan dihasilkan sapi yang kurang menguntungkan seperti terganggunya kesehatan serta terhambatnya pertumbuhan berat badan.

Beberapa syarat kandang yang baik adalah sebagai berikut :
1) Lokasi kandang harus terpisah dari Rumah Tinggal.



2) Bahan kandang agar ekonomis dengan bahan lokal, lantai cukup dengan batu kali yang disemen dengan kemiringan 5 derajat ke arah saluran pembuangan



3) Cukup ventilasi sinar dan udara.

4) Tempat makan dibuat di depan dan dibuat berbentuk melengkung agar mudah membersihkannya dari sisa-sisa makanan.

5) Bentuk kandang ada yang tunggal (satu baris) atau ganda (berhadapan atau bertolak belakang).

6) Ukuran kandang 1 x 2 m2 untuk per ekor.

PEMBERIAN PAKAN

Cara-cara dan macam pakan yang baik untuk penggemukan versi peternak:
1) Macam pakan Hijauan (minimal 10% dari BB); Bekatul/Ubi (1% dari BB); Garam dapur (secukupnya) dan Komboran/air minum (secukupnya).

2) Cara dan waktu pemberian pakan : Untuk hijauan (3 x per hari); Garam + bekatul/ubi 2 x per hari); Komboran atau air secukupnya.

KESEHATAN TERNAK

Untuk mencegah penyakit yang akan timbul disarankan agar kandang tetap dijaga kebersihannya, ternak diumbar antara pukul 08.00 - 10.00 dan dimandikan setiap hari. Demikian pula masalah penyakit kembung perut atau masuk angin, untuk dapat segera di obati dan sering-sering berkonsultasi dengan aparat kesehatan.

PANEN

Pengalaman dari peternak, panen dapat dilaksanakan setelah berumur 3 sampai dengan 6 bulan pemeliharaan. Kenaikan rata-rata yang bisa dicapai adalah 0,8 Kg per hari.